Rabu, 08 Juni 2011

Analisis Sumber & Penggunaan modal Kerja

BAB II
PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

A. Tinjauan Pustaka
Laporan keuangan adalah hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2001: 31). Sedangkan menurut Zaki Baridwan pengertian laporan keuangan merupakan suatu proses pencatatan dari transaksi keuangan yang telah terjadi selama tahun buku yang bersangkutan yang dibuat oleh manajemen untuk pertanggungjawaban tugas yang dibebankan oleh pemilik perusahaan (Intermediate accounting, 1992: 17). Pihak – pihak yang berkepentingan baik itu pihak intern maupun pihak ekstern sangat membutuhkan laporan keuangan, agar data lebih mudah dimengerti dan dipahami harus dibandingkan dua periode atau lebih kemudian di analisa lebih lanjut sehingga didapat hasil yang nantinya akan mendukung keputusan yang akan diambil.
Untuk mengukur hubungan antara pos – pos atau elemen – elemen dalam laporan keuangan digunakan metode dan teknik analisa. Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Menurut munawir ( 2001: 36 ) ada dua metode analisa yang digunakan dalam menganalisa laporan keuangan:
1. Analisa Horisontal yaitu analisis dengan menggadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga akan diketahui perkembangannya.
2. Analisa Vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode tersebut.
Teknik analisis yang digunakan dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Analisis perbandingan laporan keuangan adalah suatu teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.
2. Analisis trend adalah suatu teknik analisa untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
3. Analisis common size statement atau laporan dengan persentase perkomponen adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivannya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi biaya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualan.
4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
5. Analisis sumber dan penggunaan kas adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas.
6. Analisis rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubugan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7. Analisis perubahan laba kotor adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau dengan laba yang dianggarkan untuk periode tersebut.
8. Analisis break even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi belum juga memperoleh keuntungan.
Dari berbagai alat analisa laporan keuangan tersebut, penulis melakukan analisa laporan keuangan pada PDAM Klaten periode 2000 – 2002 dengan menggunakan analisis ratio yaitu: analisis likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.
1. Analisis Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, sebaliknya kalau perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid (Munawir, 2001: 31).
a. Current Ratio
Current ratio adalah kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar, atau perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar (Bambang Riyanto, 1995: 31)
Current ratio =
b. Quick Ratio
Quick ratio adalah kemampuan untuk membayar utang yang segera harus di penuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets), atau perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan utang lancar (Munawir, 2001: 74).
Quick ratio =
c. Cash Ratio
Cash ratio adalah kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera di uangkan (Bambang Riyanto, 1995: 332).
Cash ratio =
2. Analisis Rasio Solvabilitas
Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang – hutangnya, sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel (Munawir, 2001: 32).
a. Total debt to Equity ratio
Total debt to Equity ratio adalah rasio yang menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang atau perbandingan antara jumlah utang lancar dan utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri (Bambang Riyanto, 1995:333).
TDtoEr =
b. Total debt to total Capital Assets
Total debt to total Capital Assets merupakan perbandingan antara jumlah utang lancar dan utang jangka panjang dengan jumlah aktiva, atau beberapa bagian dari aktiva yang di gunakan untuk menjamin utang (Bambang Riyanto, 1995: 333).
TDtoTCA =
c. Long term debt to Equity ratio
Long term debt to Equity ratio menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang, atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri (Bambang Riyanto, 1995: 333).
LtDtoEr =
3. Analisis Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
Rentabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut (Bambang Riyanto, 1995: 35). Sedangkan menurut Budi Rahardjo pengertian profitabilitas atau rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam di dalamnya.
a. Net profit margin
Rasio ini menggambarkan keuntungan bersih yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan, atau perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan penjulan bersih (Bambang Riyanto, 1992: 336).
Net Profit Margin =
b. Earning Power of total Investment
Earning power of total Investment merupakan perbandingan antara keuntungan sebelum biaya bunga dan pajak dengan seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang ada di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan (Budi Rahardjo, 2000:103).
Earning Power of total Investment =
c. Net earning power ratio
Net earning power ratio adalah perbandingan antara keuntungan bersih perusahaan dengan seluruh aktiva perusahaan (Budi Rahardjo, 2000: 104). Rasio ini menunjukkan kemampuan dari modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto (Bambang Riyanto, 1995: 336).
Net Earning Power ratio =
d. Rate or return for the Owners
Rate or return the Owners adalah perbandingan antara laba setelah pajak dengan modal sendiri, atau merupakan tingkat keuntungan dari investasi pemilik modal sendiri (Suad Husnan, 1985: 229).
Rate or return for the owners =
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Rasio Likuiditas
a. Current ratio
Rumus =
Tahun 2000 =
Tahun 2001 =
Tahun 2002 =
Dari perhitungan current ratio yang dimiliki perusahaan dari tahun 2000 sampai tahun 2002 mengalami peningkatan yaitu 167% pada tahun 2000, 557% pada tahun 2001, 762% pada tahun 2002. berarti setiap Rp1,00 utang lancar akan dijamin dengan Rp1,67, Rp5,57, dan Rp7,62 aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2002 current ratio perusahaan mengalami peningkatan secara drastis. Hal ini dikarenakan jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan meningkat, peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan investasi jangka pendek dan piutang usaha. Sedangkan jumlah utang lancarnya menurun, penurunan utang lancar disebabkan oleh utang perusahaan yang telah di lunasi atau sebagian yang telah dibayar oleh perusahaan.


b. Quick (acid test) ratio
Rumus =
Tahun 2000 =
Tahun 2001 =
Tahun 2002 =
Dari perhitungan quick ratio diatas menunjukkan bahwa perusahaan mengalami peningkatan yang drastis. Quick ratio tahun 2000 sampai 2002 sebesar 165%, 550%, dan 744% berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin dengan Rp 1,65, Rp5,50, dan Rp7,44 quick assets atau aktiva yang lebih lancar.
Peningkatan quick ratio perusahaan antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2002, dikarenakan aktiva lancar perusahaan setelah dikurangi persediaan meningkat, sedangkan jumlah utang lancarnya menurun. Penurunan ini dikarenakan perusahaan telah membayar sebagian atau melunasi dari utang lancar yang telah jatuh tempo.
c. Cash ratio
Rumus =
Tahun 2000 =
Tahun 2001 =
Tahun 2002 =
Dari perhitungan cash ratio yang dimiliki perusahaan dari tahun 2000 sampai 2002 mengalami peningkatan yaitu 91,5% pada tahun 2000, 333% pada tahun 2001, dan 528% pada tahun 2002 berarti setiap Rp1,00 utang lancar dijamin dengan Rp0,915, Rp3,33, dan Rp5,28 kas dan efek yang dimiliki perusahaan.
Pada tahun 2000, cash ratio berada di bawah 100% hal ini dikarenakan jumlah kas dan efek lebih kecil dibanding dengan jumlah utang lancar.
Pada tahun 2001 dan 2002, cash ratio meningkat drastis peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan baik jumlah kas dan efek, sedangkan utangnya mengalami penurunan yang disebabkan perusahaan melunasi utang lancarnya.

2. Rasio Solvabilitas
a. Total debt to Equity ratio
Rumus =
Tahun 2000 =
Tahun 2001 =
Tahun 2002 =
Jika dilihat dari perhitungan debt to equity ratio di atas mengalami penurunan. Total Debt to equity ratio pada tahun 2000 sampai dengan 2002 sebesar 23,7%, 14,7%, dan 13,3% berarti setiap Rp1,00 modal sendiri digunakan untuk menjamin Rp0,237, Rp0,147, dan Rp0,133 total utang.
Penurunan total debt to total equity ratio perusahaan antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2002, dikarenakan total utang yang dimiliki perusahaan menurun sedangkan jumlah modal sendiri yang dimiliki perusahaan meningkat. Penurunan ini disebabkan adanya sebagian utang lancar yang telah dibayar atau dilunasi oleh perusahaan karena jatuh tempo. Semakin kecil rasio ini semakin baik
b. Total debt to total Capital Assets
Rumus =
Tahun 2000 =
Tahun 2001 =
Tahun 2002 =
Dari perhitungan total debt to total capital assets tahun 2000 sampai 2002 sebesar 18%, 12%, dan 11% berarti setiap Rp0,18, Rp0,12, dan Rp0,11 total utang dijamin dengan Rp1,00 total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Total debt to total capital assets pada tahun 2000 sampai 2002 selalu mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan jumlah utang baik itu utang jangka pendek maupun utang jangka panjang, sedangkan total aktivanya selalu meningkat. Semakin kecil rasio ini semakin baik karena jumlah utang yang dijamin perusahaan akan semakin kecil
c. Long term debt to Equity ratio
Rumus =
Tahun 2000 =
Tahun 2001 =
Tahun 2002 =
Dari perhitungan long term debt to equity ratio tahun 2000 sampai 2002 sebesar 14%, 11%, dan 9,5% berarti setiap Rp0,14, 0,11, dan 0,095 utang jangka panjang dijamin dengan Rp1,00 jumlah modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2002 long term debt to equity ratio perusahaan mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan adanya sebagian dari jumlah utang jangka panjang yang jatuh tempo yang telah dilunasi oleh perusahaan. Sedangkan jumlah modal sendiri yang dimiliki perusahaan mengalami peningkatan.



3. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas
a. Net profit margin
Rumus =
Tahun 2000 =
Tahun 2001 =
Tahun 2002 =
Dari perhitungan net profit margin pada tahun 2000 sampai 2002 sebesar 8,9%, 9,7%, dan 2,7% berarti setiap Rp1,00 penjualan menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp0,089, Rp0,097, dan Rp0,027.
Net profit margin perusahaan dari tahun 2000 sampai 2001 mengalami peningkatan yaitu dari 8,87% menjadi 9,70%. Peningkatan ini dikarenakan adanya tambahan dari pendapatan lain – lain dan keuntungan di luar usaha yang diterima oleh perusahaan. Pada tahun 2002 net profit margin turun menjadi 2,70%. Penurunan ini disebabkan oleh biaya usaha maupun biaya diluar usaha yang meningkat, sedangkan jumlah pendapatan menurun.
b. Earning Power of total Investment
Rumus =
Tahun 2000 =
Tahun 2001 =
Tahun 2002 =
Dari perhitungan earning power of total investment tahun 2000 sampai 2002 sebesar 2,7%, 4,6% dan 1,2% berarti setiap Rp1,00 jumlah aktiva menghasilkan keuntungan sebesar Rp0,027 Rp0,04,6, dan Rp0,012
Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2001 earning power of total investment meningkat yaitu dari 2,7% menjadi 4,6%. Peningkatan ini disebabkan laba sebelum bunga dan pajak mengalami peningkatan. Sedangkan pada tahun 2002 earning power of total investment menurun menjadi 1,2%, penurunan ini disebabkan oleh baik biaya langsung usaha dan tidak langsung meningkat sedangkan pendapatan dari penjualan non air menurun sehingga laba menurun.
c. Net earning power ratio
Rumus =
Tahun 2000 =
Tahun 2001 =
Tahun 2002 =
Dari perhitungan net earning power ratio pada tahun 2000 sampai 2002 sebesar 2,7%, 3,5%, dan 1,02% berarti setiap Rp 1,00 jumlah aktiva dapat menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp0,027, Rp0,035, dan Rp0,01.
Net earning power ratio perusahaan dari tahun 2000 sampai tahun 2001 mengalami peningkatan yaitu 2,7% pada tahun 2000 menjadi 3,5 %. Peningkatan ini dikarenakan laba yang dihasilkan perusahaan meningkat, namun pada tahun 2002 net earning power ratio turun menjadi 1,02%. Penurunan ini dikarenakan laba yang dihasilkan pada tahun tersebut turun. Semakin tinggi angka yang ditunjukan maka semakin baik.
d. Rate or return for the Owners
Rumus =
Tahun 2000 =
Tahun 2001 =
Tahun 2002 =
Dari perhitungan perhitungan diatas pada tahun 2000 sampai 2002 sebesar 3,5%, 4,3% dan 1,3% berarti setiap Rp1,00 jumlah modal sendiri dapat menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp0,035, Rp0,043, dan Rp0,013. Rate or return for the owners perusahaan dari tahun 2000 sampai tahun 2001 mengalami peningkatan yaitu dari 3,5% pada tahun 2000 menjadi 4,3%, peningkatan ini disebabkan laba setelah pajak yang dihasilkan perusahaan meningkat. Pada tahun 2002 rate or return for the owners turun menjadi 1,3%, penurunan ini disebabkan oleh laba yang dihasilkan perusahaan turun sedangkan jumlah modal sendiri meningkat.




















Tabel II. A
Analisis ratio keuangan keseluruhan periode 2000 - 2002
Keterangan 2002 2001 2000
Analisis Likuiditas
Current Ratio 762% 557% 167%
Quick Ratio 744% 550% 165%
Cash Ratio 528% 333% 91,5%

Analisis Solvabilitas
Total Debt to Equity Ratio 13% 15% 24%
Total Debt to Total Capital Asset 11% 12% 18%
Long Term Debt to Equity Ratio 9,5% 11% 14%

Analisis Profitabilitas
Net Profit Margin 2,7% 9,7% 8,9%
Earning Power of Total Investment 1,2% 4,6% 2,7%
Net Earning Power Ratio 1,02% 3,5% 2,7%
Rate or return for the Owners 1,3% 4,3% 3,5%
Sumber: Data primer yang diolah

1 komentar:

  1. kawan, karena kita sudah mulai memasuki mata kuliah softskill akan lebih baik jika blog ini disisipkan link Universitas Gunadarma yaitu www.gunadarma.ac.id yang merupakan identitas kita sebagai mahasiswa di Universitas Gunadarma juga sebagai salah satu kriteria penilaian mata kuliah soft skill.. terima kasih :)

    BalasHapus